Penutupan pemerintahan AS yang sedang berlangsung berdampak besar pada Administrasi Jaminan Sosial (SSA), membahayakan kemampuannya untuk melayani sekitar 70 juta orang Amerika dan mendorong tenaga kerjanya ke jurang kehancuran. Pertemuan baru-baru ini mengungkapkan krisis kepercayaan dan meningkatnya kesulitan di antara karyawan, seperti yang didokumentasikan dalam catatan yang diperoleh WIRED. Para pemimpin agensi menjadi semakin khawatir dalam mempertahankan operasional di tengah gelombang perjuangan karyawan.
Kesulitan Karyawan dan Masalah Moral
Dalam percakapan telepon baru-baru ini antara manajer kantor lapangan SSA dan kepala operasi lapangan Andy Sriubas, para karyawan secara terbuka menyuarakan ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti transportasi ke tempat kerja. “Orang-orang datang kepada saya dan mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengisi bahan bakar mobil mereka dan tidak mampu lagi bekerja, dan mereka harus mencari pekerjaan lain,” kata seorang manajer. Sentimen ini bergema di seluruh negeri, memaksa beberapa kantor tutup karena kekurangan staf.
Beberapa kantor lapangan telah mendirikan dapur umum untuk membantu rekan-rekan yang menghadapi kesulitan keuangan. Para manajer menggambarkan rasa “kemarahan dan pengkhianatan” di antara staf yang merasa ditinggalkan oleh pemerintah federal.
Sebagian besar karyawan SSA dianggap “dikecualikan” dari penutupan dan diharuskan terus bekerja tanpa bayaran. Namun, banyak yang ragu untuk meminta cuti karena khawatir mereka tidak akan menerima pembayaran kembali ketika pemerintah membuka kembali perekonomiannya. Standar yang berbeda dari lembaga tersebut mengenai pekerjaan jarak jauh, yang memperbolehkan kerja jarak jauh secara terbatas berdasarkan beban kerja atau keadaan pribadi, juga telah menciptakan ketegangan. Karyawan berjuang untuk menyeimbangkan kenaikan biaya, seperti biaya parkir, dengan kebutuhan untuk terus bekerja, seringkali menghadapi pilihan sulit antara datang bekerja dan membiayai pengeluaran penting.
Masalah Tunggakan dan Ketenagakerjaan
Selain tekanan finansial yang dirasakan secara langsung, para karyawan juga menyatakan kekhawatirannya mengenai dampak jangka panjang terhadap penerima manfaat dan beban kerja lembaga tersebut. Waktu tunggu bagi penerima manfaat telah meningkat secara signifikan, dengan satu kantor mengalami penundaan hingga dua jam di area resepsionis dan waktu tunggu telepon yang lama.
Sriubas mengakui bahwa badan tersebut dapat mengurangi beban kerja selama penutupan, dan menyatakan bahwa penasihat umum mengindikasikan bahwa SSA tidak berkewajiban untuk menyelesaikan semua tugas. Kemungkinan ini, meskipun berpotensi meringankan dalam jangka pendek, namun menimbulkan kekhawatiran mengenai tumpukan kasus yang perlu ditangani setelah penutupan berakhir. Mempertahankan motivasi karyawan di tengah tantangan ini terbukti sulit, karena staf mengantisipasi lonjakan beban kerja setelah penutupan berakhir.
“Sulit untuk menjaga semangat kerja para staf, dan mereka juga tahu bahwa segera setelah penutupan ini selesai, kami akan memberikan pukulan keras kepada mereka dengan [lebih banyak pekerjaan],” kata seorang karyawan.
Tantangan yang Berulang dan Kontroversi Masa Lalu
Krisis yang terjadi saat ini terjadi dengan latar belakang tantangan yang berulang dalam SSA. Awal tahun ini, WIRED melaporkan pengerahan agen dari Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) ke SSA, yang memperoleh akses ke kumpulan data sensitif, termasuk Numident, yang berisi informasi terperinci tentang siapa pun yang memiliki nomor Jaminan Sosial. Banyak klaim yang dibuat oleh DOGE mengenai agensi tersebut kemudian terbukti palsu, dan kepala data agensi tersebut, Chuck Borges, mengajukan pengaduan pelapor yang menuduh DOGE salah menangani data sensitif dan mengunggah informasi rahasia ke server yang tidak aman.
“Saya berinvestasi dalam organisasi ini. Saya menyukai apa yang kami lakukan, namun saya merasa hal tersebut tidak berjalan ke arah yang benar, dan kami tidak benar-benar melayani masyarakat sebagaimana seharusnya atau bahkan karyawan kami,” kata salah satu karyawan dalam panggilan manajemen hari Kamis.
Penutupan yang berkepanjangan ini memperburuk permasalahan yang ada, melemahkan semangat kerja karyawan dan mengancam kemampuan SSA untuk memenuhi misi vitalnya dalam memberikan manfaat dan dukungan penting kepada jutaan warga Amerika. Situasi ini menyoroti kerugian manusia akibat kemacetan politik dan kebutuhan mendesak akan penyelesaian krisis yang sedang berlangsung.