Paket gaji triliunan dolar yang diusulkan Tesla untuk CEO Elon Musk telah memicu perdebatan tentang hubungan mendasar antara uang dan motivasi. Rencana tersebut, yang didasarkan pada tujuan ambisius seperti memproduksi satu juta robot mirip manusia dan meningkatkan penilaian saham perusahaan secara signifikan, bertumpu pada gagasan bahwa imbalan finansial yang lebih besar secara langsung berarti upaya yang lebih besar. Namun apakah asumsi ini berlaku, terutama pada tingkat kekayaan yang ekstrim?
Kaitan yang Dipertanyakan Antara Gaji dan Kinerja
Gagasan bahwa insentif keuangan merupakan motivator yang kuat merupakan landasan perekonomian modern. Hal ini mendasari banyak kebijakan dan keputusan bisnis, membenarkan kompensasi eksekutif yang tinggi dan kebijakan ekonomi lainnya. Namun, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa hubungan antara gaji dan usaha tidak sesederhana yang diasumsikan secara umum, terutama ketika berhadapan dengan individu yang sangat kaya.
Menantang Narasi “Poros Utama”.
Ekonom Esther Duflo dan Abhijit Banerjee, peraih Nobel, berpendapat bahwa dampak insentif keuangan sering kali dilebih-lebihkan. Banerjee menolak anggapan bahwa pemimpin bisnis yang mendapat kompensasi tinggi sangat penting bagi stabilitas ekonomi, dan menyatakan bahwa sedikit bukti yang mendukung gagasan ini. Narasi bahwa mereka adalah “titik tumpu” perekonomian memang “menggiurkan” namun belum tentu akurat.
Bukti yang Melawan Korelasi yang Jelas
Beberapa penelitian menantang kebijaksanaan konvensional mengenai gaji eksekutif. Bertentangan dengan keyakinan bahwa gaji yang lebih tinggi mendorong kinerja yang lebih baik, penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang jelas antara kompensasi eksekutif yang selangit dan peningkatan kinerja saham jangka panjang. Dengan meneliti 10 perusahaan Nasdaq yang paling bernilai antara tahun 2017 dan 2022, sebuah penelitian menemukan tidak ada peningkatan profitabilitas akibat membayar CEO secara signifikan lebih banyak dibandingkan rekan-rekan mereka.
Studi lain yang dilakukan selama satu dekade terhadap 429 perusahaan besar Amerika mengungkapkan bahwa perusahaan dengan gaji eksekutif di bawah median sektor sebenarnya mengungguli perusahaan dengan gaji melebihi itu. Kompensasi yang tinggi bahkan dapat menyebabkan rasa percaya diri yang berlebihan dan pengambilan keputusan yang buruk. Ilmu pengetahuan perilaku menunjukkan bahwa tekanan berisiko tinggi dapat meningkatkan kecenderungan seseorang untuk goyah saat diawasi.
Melampaui Uang: Menjelajahi Motivasi Alternatif
Selain insentif finansial, banyak faktor lain yang dapat mendorong kinerja. Ini termasuk:
- Dorongan batin: Keinginan untuk mencapai prestasi, membantu orang lain, atau meninggalkan dampak yang bertahan lama.
- Kepuasan pribadi: Dorongan untuk menjadi yang terbaik dan menemukan kepuasan dalam pekerjaan.
- Hubungan sosial: Kebutuhan akan rasa hormat, persetujuan, dan pengakuan.
- Kontrol dan pengaruh: Keinginan untuk menentukan hasil dan menggunakan otoritas.
Misalnya atlet-atlet Olimpiade, yang sebagian besar merupakan pemegang rekor, namun tidak diberi imbalan finansial atas prestasi atletik mereka.
Kasus Elon Musk
Elon Musk sendiri telah bertahun-tahun tidak menerima gaji sebagai CEO Tesla, dan menyatakan minatnya yang lebih besar pada kekuasaan dan pengaruh. Paket kompensasi berbasis saham yang diusulkan bukan hanya soal uang; ini tentang mendapatkan kendali atas sebagian besar saham Tesla—berpotensi 25 persen setelah pajak—dan dengan demikian memberikan pengaruh besar terhadap arah perusahaan. Dia bahkan mengancam akan meninggalkan Tesla jika tidak mendapatkan apa yang diinginkannya.
Skeptisisme Investor dan Masa Depan Pemungutan Suara
Proposal tersebut bukannya tanpa tentangan. Dana kekayaan negara Norwegia senilai $2 triliun, yang merupakan pemegang saham utama Tesla, mengumumkan akan menentang paket tersebut. Pemungutan suara diperkirakan akan dilakukan pada hari Kamis, dan hasilnya masih belum pasti. Khususnya, dewan direksi Tesla, yang mencakup saudara laki-laki Musk dan beberapa temannya, menyatakan bahwa paket tersebut sangat penting untuk masa depan perusahaan dan untuk memastikan Musk tetap fokus pada tujuan ambisius.
Pada akhirnya, perdebatan seputar paket gaji Musk menimbulkan pertanyaan penting: Pada tingkat kekayaan tertinggi, apakah membuang-buang uang untuk suatu masalah benar-benar berhasil? Jawabannya, berdasarkan bukti yang muncul, menunjukkan bahwa ini adalah masalah yang jauh lebih kompleks daripada yang terlihat.



















































